09 Juni 2022

Arti dan Makna Sejarah

 

Dari manakah asal kata sejarah itu? Perkataan sejarah mula-mula berasal dari bahasa Arab “syajara”, artinya adalah terjadi, kemudian berkembang menjadi “syajaratun” yang artinya pohon kayu. Pohon dimaknai sebagai gambaran dari pertumbuhan yang terus-menerus dari mulai sebuah pohon kayu kecil sampai dengan mempunyai cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga serta kemudian menjadi buah. Merujuk pada penjelasan ini, kata sejarah mengandung arti pertumbuhan atau kejadian. Jadi, kalau kita mempelajari sejarah paling tidak kita tentu mempelajari keturunan, asal usul dan silsilah. Sejarah memang tumbuh hidup, berkembang, bergerak terus dan akan berjalan terus tiada henti sepanjang waktu.

Kata silsilah biasanya merujuk pada keluarga atau nenek moyang. Sedangkan kalau kita membicarakan kata “riwayat" atau “hikayat" dikaitkan dengan cerita yang diambil dari kehidupan. Kata riwayat dapat berarti laporan atau cerita tentang kejadian, sementara kata hikayat yang lebih dekat dengan kata sejarah artinya cerita tentang kehidupan. Objek dari hikayat adalah manusia sehingga kata hikayat dapat juga berarti biografi (bios = hidup, gravein = menulis). Jika objek cerita kehidupan manusia itu adalah tentang diri sendiri, maka kata hikayat tadi disebut dengan autobiografi. Kata kisah dalam Bahasa Arab merujuk ke masa lampau. Sebenarnya kata sejarah yang lebih mengandung arti cerita tentang kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau sesuai dengan arti sejarah dalam Bahasa Indonesia, yaitu“ kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau” https://kbbi.web.id/sejarah.

Kata sejarah dalam Bahasa Inggris adalah "history" . Kata history sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “historia” yang berarti “apa yang diketahui karena penyelidikan” sehingga kata history ini hampir berarti "ilmu pengetahuan". Jadi, kata sejarah dapat dihubungkan dengan segala macam peristiwa yang terjadi dalam masyarakat walaupun makna sejarah itu mencakup segala bidang yang tidak terbatas akan tetapi dalam hal ini kita membahasnya dengan hanya mencakup manusia sebagai pusat kajian dari sejarah itu.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas sebenarnya sejarah tidak dapat direkonstruksi secara utuh, masa lampau manusia sebagian besar tidak dapat ditampilkan kembali walaupun bagi mereka yang dikaruniai ingatan sangat tajam. Manusia tidak akan mampu menyusun kembali masa lampaunya secara utuh perihal peristiwa, pikiran-pikiran, tempat-tempat, bayangan-bayangan yang terjadi pada waktu lampau apalagi ketika peristiwa itu terjadi sama sekali tidak menimbulkan kesan apa-apa sehingga kemungkinan peristiwa atau kejadian tersebut akan terlupakan.